Rabu, 10 Agustus 2011

Iman dan Istiqamah


Dari Sufyan bin Abdillah Attsaqafi RA berkata, "Aku berkata, wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku satu ungkapan (perkataan) yang aku tidak bertanya kepada seseorang selain kepadamu". Rasulullah SAW bersabda, "Katakanlah, aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah." (HR Muslim)

Terdapat beberapa hikmah yang dapat dipetik dari hadis ini. Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Antusias para sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW untuk bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai permasalahan agama. Hal ini terlihat jelas dari "bentuk" pertanyaan sahabat kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku satu ungkapan (perkataan) yang aku tidak bertanya kepada seseorang selain kepadamu?".

Pertanyaan ini sekaligus menunjukkan keinginan para sahabat-sahabat yang mendalam untuk "menggali" ilmu dari Rasulullah SAW. Semangat dalam menuntut ilmu para sahabat seperti ini hendaknya menjadi motivasi kita untuk melakukan hal yang sama.

Sehingga di manapun dan kapanpun, terlebih-lebih di bulan Ramadan ini, kita senantiasa termotivasi untuk meningkatkan kapasitas keilmuan kita dengan menggunakan berbagai cara dan metode semampu kita, seperti melalui belajar mandiri, mengikuti pelatihan, seminar, majelis taklim, pengajian, dsb.

2. Dari segi bahasa, istiqamah merupakan bentuk masdar (baca: infinitif) yang berasal dari kata istaqama – yastaqimu – istiqaman, yang memiliki arti menjadi tegak dan lurus. Singkatnya adalah bahwa orang yang istiqamah adalah seseorang yang senantiasa 'lurus' dalam menjalani kehidupannya dan tidak mudah berpaling dari 'keridhaan' Allah SWT.

Salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abu Bakar al-Shiddiq RA, memberikan jawaban ketika beliau ditanya tentang istiqamah: Suatu ketika orang yang paling besar keistiqamahannya ditanya oleh seseorang tentang istiqamah. Abu Bakar menjawab, "istiqamah adalah bahwa engkau tidak menyekutukan Allah terhadap sesuatu apapun". (Al-Jauziyah, tt: 331).

Ibnu Qayim Al Jauzi mengomentari, bahwa Abu Bakar menggambarkan istiqamah dalam gambaran tauhidullah (mengesakan Allah SWT). Karena seseorang yang istiqamah dalam pijakan tauhid, insya Allah ia akan dapat istiqamah dalam segala hal, di atas jalan yang lurus. Ia pun akan beristiqamah dalam segala aktivitas dan dalam segala kondisi. (Al-Jauziyah, tt: 331)

1. Bahwa cakupan Istiqamah meliputi seluruh sisi kehidupan. Istiqmah dilakukan dalam aspek ibadah kepada Allah SWT; dalam berbuat baik (baca; akhlak) kepada orang tua, keluarga, dan masyarakat; dalam memperjuangkan kebaikan, menjaga amanah, melakukan pekerjaan dan lain sebagainya. Orang yang istiqamah senantiasa akan menjaga dengan baik, seluruh amanah yang diembankan Allah kepada dirinya.

2. Bahwa dasar atau pondasi dari istiqamah adalah keimanan kepada Allah SWT. Sehingga istiqamah tidak dikaitkan dengan sesuatu yang tidak memiliki keterkaitan dengan keimanan. Seperti dalam perbuatan maksiat, menonton tv, main games, membicarakan kejelekan orang lain, dsb. Istiqamah hanya dilekatkan pada sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan keimanan. Seperti istiqamah dalam keikhlasan, kejujuran, memperjuangkan kebaikan, membaca Al Qur'an, salat Tarawih, dsb.

3. Orang yang senantiasa istiqamah akan mendapatkan surga dan keridhaan Allah SWT. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS Fushilat (41) 30).

4. Oleh karenanya, hendaknya kita bersama-sama menciptakan suasana yang memotivasi untuk beristiqamah. Seperti budaya saling menasehati, menghidupkan majelis-majelis ilmu, kajian-kajian keislaman, dsb. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa istiqamah. Wallahu a'lam bis shawab.

Sumber: www.detik.com

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Artikel Yang Berkaitan!



 

Bulan Ramadhan. Copyright 2011 All Rights Reserved Bulan Ramadhan Di Facebook by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com